Gelo! Notaris Lagi Salat di Mesjid, Dicopet
SUBANG (Pos Kota) – Ada -ada saja ulah pencopet di obyek wisata Ciater Subang ini. Berpura pura hendak melaksanakan salat, dua pencopet menyabet tas milik seorang notaris yang tengah mengambil air wudhu di mesjid yang berada di kawasan wisata Ciater, Jawa Barat.
Nahas,ulah pencopet asal Kota Kembang Bandung ini ketahuan oleh pemilik tas, Vita Vitriana, SH, warga Cikole Dalam, Sukabumi, dan cepat meneriaki ” Copet….copet,” hingga mengundang perhatian khalayak luas. Massa lalu mengejar dua pencopet ini dan satu ditangkap.
Maryono, 38, warga Wangun Jaya Rt 01/03 Bandung Barat semapt dibogem warga. Sedangkan temannya Asep, luput dari kejaran massa. Maryono diserahkan ke Mapolsek Jalan Cagak, Subang.
Rupanya, lelaki yang sehari-hari mencopet di atas kereta Jurusan Padalarang – Cicalengka, Bandung, pada musim liburan Tahun Baru ini, mengalihkan kegiatan ke kawasan obyek wisata. ” Kami berharap di lokasi wisata ini memperoleh hasil banyak,” katanya saat diperiksa di Mapolsek Jalan Cagak, Rabu (29/12) sore.
Menilik modusnya berpura pura menjadi jamaah di mesjid, bisa dibilang anyar dan tergolong nekat. Lebih durhakanya lagi mereka mencopet yang tengah salat. Untung pencopet itu ditangkap massa.
Diimbau, kepada warga yang hendak mengisi libur Tahun Baru dengan mengunjungi obyek wisata di manapun tempatnya harap berhati hati dengan tetap memerhatikan barang bawaan dan mencermati orang orang di sekelilingnya. (dadan/B)
KOMPAS , JUMAT ,17 DESEMBER 2010
18 Siswa Dapat Beasiswa 5.000 Dollar AS
PALEMBANG, KOMPAS — Fakta yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik menunjukkan, pada 2009 lalu rata-rata penduduk di Sumatera Selatan bersekolah sekitar 7 tahun atau setara dengan SMP kelas 1. Untuk itu, perlu peran aktif dari banyak kalangan masyarakat Sumsel untuk memperbaiki kualitas pendidikan dengan memperpanjang batasan rata-rata usia sekolah tersebut.
Demikian diungkapkan Head of Corporate Sales Putera Sampoerna Foundation (PSF) Deden Rochmawaty, Jumat (17/12/2010), terkait pemberian beasiswa kepada 18 anak berprestasi dari keluarga prasejahtera untuk mendapatkan pendidikan bertaraf internasional berasrama di SMAN Sumatera Selatan (Sampoerna Academy).
Beasiswa tersebut diberikan atas kerja sama Direksi Bank Sumsel-Babel dan PSF di Palembang, Kamis (16/12/2010). "Agar ada kesamaan komitmen dalam berperan aktif untuk menciptakan calon pemimpin bangsa yang mandiri dan berkarakter di Sumsel, kami ingin mengajak seluruh generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang mampu menciptakan perubahan bagi komunitas dan negara ini," ujar Deden.
SMAN Sumatera Selatan (Sampoerna Academy), lanjut Deden, memadukan kurikulum pendidikan berstandar internasional dengan kurikulum nasional yang diaplikasikan dalam sistem pendidikan asrama. Sistem asrama dinilai PSF sebagai bagian penting dari proses pembinaan peserta didik agar memiliki integritas moral serta komitmen tinggi terhadap keadilan sosial.
"Beasiswa yang didapatkan setiap anak mencakup biaya pendidikan, biaya seragam sekolah, buku pelajaran, fasilitas tempat tinggal, transportasi, hingga biaya makan dan logistik sehari-hari," kata Deden.
Adapun ke-18 siswa SMAN Sumatera Selatan (Sampoerna Academy) berhak mendapatkan beasiswa 3 tahun hingga lulus dari Sampoerna Academy Palembang tersebut. Besaran beasiswa penuh tersebut sebesar 5.000 dollar AS per tahun dengan cakupan biaya untuk fasilitas pendidikan serta biaya hidup.
Demikian diungkapkan Head of Corporate Sales Putera Sampoerna Foundation (PSF) Deden Rochmawaty, Jumat (17/12/2010), terkait pemberian beasiswa kepada 18 anak berprestasi dari keluarga prasejahtera untuk mendapatkan pendidikan bertaraf internasional berasrama di SMAN Sumatera Selatan (Sampoerna Academy).
Beasiswa tersebut diberikan atas kerja sama Direksi Bank Sumsel-Babel dan PSF di Palembang, Kamis (16/12/2010). "Agar ada kesamaan komitmen dalam berperan aktif untuk menciptakan calon pemimpin bangsa yang mandiri dan berkarakter di Sumsel, kami ingin mengajak seluruh generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang mampu menciptakan perubahan bagi komunitas dan negara ini," ujar Deden.
SMAN Sumatera Selatan (Sampoerna Academy), lanjut Deden, memadukan kurikulum pendidikan berstandar internasional dengan kurikulum nasional yang diaplikasikan dalam sistem pendidikan asrama. Sistem asrama dinilai PSF sebagai bagian penting dari proses pembinaan peserta didik agar memiliki integritas moral serta komitmen tinggi terhadap keadilan sosial.
"Beasiswa yang didapatkan setiap anak mencakup biaya pendidikan, biaya seragam sekolah, buku pelajaran, fasilitas tempat tinggal, transportasi, hingga biaya makan dan logistik sehari-hari," kata Deden.
Adapun ke-18 siswa SMAN Sumatera Selatan (Sampoerna Academy) berhak mendapatkan beasiswa 3 tahun hingga lulus dari Sampoerna Academy Palembang tersebut. Besaran beasiswa penuh tersebut sebesar 5.000 dollar AS per tahun dengan cakupan biaya untuk fasilitas pendidikan serta biaya hidup.
Perbandingan dari kedua contoh koran yang kita bandingkan yaitu koran kompas dan koran pos kota memiliki gaya bahasa yang berbeda , yaitu terdapat gaya bahasa yang baku dan tidak baku.Dari koran Pos Kota bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sudah dimanipulasi dengan gaya bicara kehidupan sehari hari jadi pembaca sudah terbiasa dengan kata tersebut dan belum menggunakan kata - kata yang baik dan benar.
Sedangkan dari koran kompas gaya bahasa yang digunakan sudah benar menurut gaya bahasa indonesia dengan menggunakan kata - kata yang sopan dan pembaca dengan sangat mudah untuk mengerti arti dari gaya bahasa yang di tuliskan di koran kompas
SUMBER :
Koran Kompas (www.kompas.com)
Koran Pos Kota (www.poskota.co.id)
0 komentar:
Post a Comment