Your Ad Here

Wednesday, January 6, 2010

Artikel Manajemen Proyek dan Risiko

Tugas Manajemen Proyek dan Risiko


Ahmad Gumelar
20108134
2KB05
 
 
Artikel Manajemen Proyek dan Risiko
Pembangunan Kereta Api Bawah Tanah (subway)
 
 
 
Abstrak

      Berkembangnya transportasi di dunia membuat indonesia tidak ingin ketinggalan.Karna tidak ingin tertinggal dengan negara lain indonesia berencana membuat kereta api bawah tanah (subway).Proyek subway yang menggunakan tenaga dorong listrik ini akan diajukan sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di Jakarta. Selain itu, untuk persimpangan jalan yang padat lalu lintasnya, akan dibangun terowongan (underpass) atau jembatan layang (fly over).


PENDAHULUAN

         Kemacetan lalu lintas telah menjadi masalah klasik yang terjadi di Jakarta. Terus bertambahnya jumlah mobil dan motor tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan. Belum lagi permasalahan yang juga mendera sarana angkutan umum.oleh karena itu pemerintah Indonesia akan memberikan pelayanan lebih baik lagi yaitu khususnya bagi pengguna transportasi jalur darat, pemerintah akan membangun sebuah Kereta Api Bawah Tanah(subway).

         Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api.

        Pembangunan Kereta api bawah tanah ini diharapkan mampu membuat transportasi di indonesia khususnya di daerah propinsi DKI jakarta menjadi lebih maju dan membuat pengguna transportasi darat merasa lebih nyaman dan efisien dalam bertransportasi.
 
PEMBAHASAN

Manajemen Proyek

         Kereta menggunakan teknologi yang menghubungkan antara kereta dengan sinyal. Jadi, hanya dengan menekan tombol saja, maka kereta akan otomatis berjalan tepat waktu dengan sendirinya. Untuk keberangkatan dan kedatangan pasti tepat waktu, karena sudah diatur. Selain itu, jika ada gangguan dari salah satu kereta di tengah jalan, maka semua kereta lainnya juga akan berhenti. Kereta ini aman karena sistemnya menggunakan standar keamanan Amerika dan Jepang.
    
         Untuk pintu masuk dari stasiun menuju pintu kereta akan menggunakan kaca otomatis. Kaca ini akan terbuka jika ada kereta yang lewat. PT MRT Jakarta akan membangun 12 stasiun yang meliputi 4 stasiun kereta api bawah tanah dan 8 stasiun melayang.

        Jika proyek Kereta Subway di Jakarta berhasil direalisasikan, maka Jakarta akan mempunyai beberapa stasiun yang dibangun dibawah tanah. Namun sebelum itu dapat direalisasi, perlu untuk kita cermati bahwa bangunan dibawah tanah bukanlah merupakan kultur dari bangsa Indonesia, sehingga sampai saat ini pengetahuan kita mengenai bangunan dibawah tanah beserta permasalahannya sangatlah minim. Permasalahan kualitas fisik bangunan seperti bentuk dan ukuran dinding, pondasi, atap, lantai serta material yang digunakan tentu tidak selalu sama dengan bangunan yang dibangun diatas tanah. Begitu juga dengan permasalahan kualitas udara, cahaya, suara dan sirkulasi penghuninya akan berbeda dengan bangunan diatas tanah.

Jenis/ Tipe Stasiun kereta bawah tanah.

1.Stasiun linear / Single Station

          Yaitu stasiun yang mempunyai satu atau dua jalur yang sejajar. Stasiun ini cenderung berbentuk linear atau lurus. Hal ini karena jalur keretanya sederhana dan tidak mempunyai persilangan arah jalur. Sehingga pembagian zona maupun sirkulasi panumpangnya pun cenderung tidak serumit stasiun dengan pesimpangan arah jalur

2.Stasiun Intersection/ persimpangan

          Yaitu stasiun yang mempunyai jalur persimpangan kereta. Stasiun ini mempunyai bentuk yang cenderung rumit dan tidak sederhana. Hal ini karena bentuk stasiun harus mengikuti posisi jalur keretanya sehingga secara keseluruhan bentuk stasiun ini dapat berbentuk bujur sangkar atau segi empat atau tak beraturan.

Sejauh ini stasiun Subway dibangun dengan 2 sistem yaitu :

1.Sistem Open Technique atau Cut and Cover Technique

          Sistem pembuatan stasiun ini dimulai dengan menggali tanah dari permukaan tanah menuju kedalaman tertentu yang telah direncanakan yang kemudian bagian permukaannya ditutup lagi dengan tanah. Dengan sistem ini posisi stasiun yang akan dibangun tidak dapat berada dibawah bangunan yang telah dibangun atau telah ada sebelumnya karena permukaan diatas stasiun yang akan dibangun harus kosong atau bangunan di permukaan harus dihancurkan terlebih dahulu didalam proses pembangunannya

2.Sistem Mining Technique atau pengeboran tanah.

         Sistem pembuatan stasiun ini dimulai dengan menggali tanah dari permukaan tanah menuju kedalaman tertentu yang telah direncanakan yang kemudian dilanjutkan dengan pengeboran di bawah tanah sesuai dengan posisi jalur yang telah direncanakan. 


Manajemen Risiko

         Pada pembangunan transportasi ini  juga dapat menimbulkan beberapa resiko. Resiko yang dapat ditimbulkan antara lain :

1.pembangunan terowongan bawah tanah bahkan kerap menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan antara lain kerusakan akibat konstruksi yang tak bisa terbaharui (ireversible), pengaruh buruk pada sumber air tanah serta memberi efek geologis.

2.Masih terjadinya banjir besar di Jakarta dapat mengakibatkan tidak berfungsinya subway.

3.Sering terjadinya gempa bumi di indnesia yang dapat mengakibatkan jalur subway rusak bahkan dapat menimbulkan korban jiwa .

4.Pembangunan kereta api bawah tanah (subway) ini membutuhkan dana yang besar oleh karena itu jika benar subway ini terealisasi, pemerintah harus sungguh – sungguh melaksanakan pembangunan subway ini.

KESIMPULAN

         Proyek pembangunam Kereta api bawah tanah(subway) ini diharapkan dapat terealisasi dengan baik karna proyek ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menginginkan kenyamanan dan kemudahan bertransportasi,khususnya bagi pengguna jalur darat.
 
Referensi :
 
1.http://bisniskeuangan.kompas.com/

2.http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api

3.http://www.ristek.go.id

4.http://kidz.vivanews.com/news/read/20854 jakarta_akan_miliki_kereta_bawah_tanah
 
Read rest of entry

Manajemen Risiko

Tugas Manajemen Proyek dan Risiko

Ahmad Gumelar
20108134
2KB05

MANAJEMEN RISIKO


      Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

      Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko. Kegagalan mengelola risiko bisa mengakibatkan konsekuensi yang serius terhadap organisasi. Proses manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, evaluasi dan pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. Kegiatan tersebut pada dasarnya bertujuan mempelajari karakteristik risiko dengan baik sehingga kita bisa mengelola risiko dengan baik. Di samping itu, manajemen risiko juga memerlukan infrastruktur pendukungnya, baik keras maupun lunak.

      Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi :

1.Risiko Operasional
2.Risiko Hazard
3.Risiko Finansial
4.Risiko Strategik

Risiko, Kondisi Ketidakpastian, dan Proses Manajemen Risiko

      Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi,Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.

    Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko. Kegagalan mengelola risiko bisa mengakibatkan konsekuensi yang serius terhadap organisasi. Proses manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, evaluasi dan pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. Kegiatan tersebut pada dasarnya bertujuan mempelajari karakteristik risiko dengan baik sehingga kita bisa mengelola risiko dengan baik. Di samping itu, manajemen risiko juga memerlukan infrastruktur pendukungnya, baik keras maupun lunak.

Kategori risiko

    Risiko ada di mana-mana, dengan berbagai tipe dan jenis risiko. Risiko muncul karena ada ketidakpastian. Banyak cara untuk mempelajari risiko. Salah satunya adalah dengan mengelompokkan risiko.
 
Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :

1.risiko spekulatif
2.risiko murni. 
 
Risiko spekulatif

    Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadai perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

Risiko murni

       Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yng hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderiat kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).

    Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.

Referensi :
1.http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_Risiko
2.http://pustaka.ut.ac.id/



Read rest of entry

Manajemen Proyek

Tugas Manajemen Proyek

Ahmad Gumelar
20108134
2KB05 




MANAJEMEN PROYEK

     Manajemen proyek adalah cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek.
    Pemaparan mengenai definisi manajemen proyek, membawa kita pada suatu penegasan kesimpulan bahwa manajemen proyek merupakan fungsi yang dilaksanakan oleh manajer proyek. Manajemen proyek dengan demikian sangat berhubungan dengan usaha-usaha melalui orang lain yang ditujukan untuk mencapai sasaran tertentu dengan jalan mempergunakan sumber-sumber yang terlibat dalam pembuatan keputusan.


    Tampaknya hal yang sudah pasti berkenaan dengan manajemen proyek adalah bahwa manajemen proyek lebih dapat didefinisikan sebagai suatu proses, yakni sebagai suatu rangkaian tindakan, kegiatan, atau pekerjaan yang mengarah kepada beberapa sasaran tertentu

James A.F. Stoner (1982) mengklasifikasikan tingkatan manajemen (Level of Management) sebagai berikut : 


1.By their level in organization.
2.By the range of organizational activities for which they are responsible. 


Adakalanya tingkat manajemen diklasifikasikan atas : 


1.Manajemen puncak.
2.Manajemen puncak-menengah.
3.Manajemen menengah.
4.Manajemen menengah operasional.
5.Manajemen operasional.


Fungsi-Fungsi Manajemen Proyek 

1.Fungsi manajemen proyek mengacu pada fungsi manajemen secara umum. Sebagai pedoman dalam modul ini fungsi manajemen didasarkan pada pendapat George R. Terry. George R. Terry memberikan empat fungsi fundamental dari manajemen, yakni: (1). Planning; (2). Organizing; (3). Actuating; dan (4). Controlling. 


2.Arti penting perencanaan proyek adalah karena perencanaan merupakan proses pemikiran kreatif dan penentuan secara matang mengenai hal-hal berkenaan dengan keputusan-keputusan proyek yang akan dilakukan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan proyek yang telah ditentukan sebelumnya. 


3.Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen diperlukan terutama untuk menjawab pertanyaan apakah kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan proyek diartikan sebagai usaha menentukan apa yang sedang dilaksanakan dengan cara menilai hasil/prestasi yang dicapai dan kalau terdapat penyimpangan dari standar yang telah ditentukan, maka segera diadakan usaha perbaikan, sehingga semua hasil/prestasi proyek yang dicapai sesuai dengan rencana.



Jenis atau bentuk pengawasan dapat dibedakan menurut : 

1.Pengawasan menurut locus
Menurut lokusnya maka dibedakan antara pengawasan intern dan pengawasan ekstern. Pengawasan ekstern adalah pengawasan yang dilakukan oleh pihak luar organisasi.
2.Pengawasan menurut aktor.
Pengawasan dapat juga dibedakan menurut aktor atau siapa yang melaksanakan. Pertama, pengawasan oleh kelompok pemeriksa fungsional dan kedua pengawasan individual atau personal.
3.Pengawasan menurut bidang
Jenis atau bentuk pengawasan dapat dibedakan menurut bidang yang diawasi, misalnya : anggaran belanja (budgetary and non budgetary financial control), produksi, pembiayaan, kualitas, pemasaran dan sebagainya. 


Klasifikasi dan Analisa Perencanaan Proyek 


1.Perencanaan proyek ditinjau dari bidang proyek: 


a. Perencanaan Waktu (Schedule).
b. Perencanaan Akurat.
c. Perencanaan Anggaran (Budget).
d. Perencanaan Sumber Daya Manusia (Formasi).
e. Perencanaan Pengaturan Kerja (Standard Operating Procedure). 


2.Perencanaan proyek ditinjau dari segi waktu: 


a. Perencanaan Jangka Pendek.
b. Perencanaan Jangka Menengah. 


3.Perencanaan jangka menengah ini dapat dibedakan lagi menjadi : 


a. Rencana Jangka Menengah yang Kaku (Fixed Plan)
b. Rencana yang berkesinambungan (Rolling Plan) 


4.Analisa Cara-Tujuan dapat dibuat dengan imajinasi untuk menunjukkan secara grafis seluruh unsur yang diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan suatu proyek dan mencakup pertimbangan mengenai "oleh siapa" dan "bila" kegiatan proyek harus dimulai. Hakikat dari penggunaan Analisa Cara-Tujuan tersebut adalah dengan menggunakan pertanyaan "mengapa" dari bawah ke atas dan "bagaimana" dari atas ke bawah. 


Penjadwalan Proyek 


    Penjadwalan proyek merupakan salah satu aspek penting dari perencanaan, terutama hal ini dikarenakan penjadwalan lebih menitik beratkan pada pendeteksian tentang apa yang harus dilakukan, kapan dimulai dan kapan diharapkan akan selesai.
    Langkah-langkah umum penjadwalan suatu proyek adalah, Pertama, tentukan tingkat kedetailan dari kegiatan proyek. Kedua, identifikasikan urutan logis dari aneka ragam tugas dan kegiatan yang akan dikerjakan. Ketiga, perkirakan lamanya waktu untuk setiap kegiatan. Keempat, buatlah penjadwalan dalam bentuk draf. Kelima, diskusikan penjadwalan draf tersebut dengan wakil dari unit-unit organisasi proyek. Keenam, kembangkan penjadwalan akhir yang lebih realistis atas dasar langkah-langkah sebelumnya. Ketujuh, adakan perubahan-perubahan serta perbaikan tentang hal-hal yang membutuhkan keputusan dan konsensus dari pihak lain.

Referensi :
1.http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek
2.http://pustaka.ut.ac.id/


Read rest of entry
 

My Room Temperature

My Pressure

My Humidity